Senin, 23 Januari 2012

Pejalan Kaki

Akhir - akhir ini media dan masyarakat sedang diapanaskan dan agak dibuat geram dengan peristiwa kecelakaan yang disebabkan oleh kelalaian pengemudi kendaraan bermotor. Kecelakaan tersebut merenggut 9 nyawa korban dan melukai 4 korban lainnya.

Kalau mau ceritanya silakan liat di website2 berita, tapi intinya mobil dengan kecepatan tinggi yang dikendarai oleh pengemudi mabuk oleng ke trotoar dan menyeruduk kelompok orang yang sedang jalan di trotoar.

Saya jadi tergelitik untuk menulis keprihatinan saya mengenai kehidupan berlalu lintas di negara kita tercinta ini.

Kata salah satu dosen saya, berlalu lintas di Indonesia ini memiliki prinsip : "siapa berani, dia yang duluan.."
Dan saya pikir, hmm.. bener juga..

yang paling kelihatan sih antara pejalan kaki dengan pengemudi kendaraan. Coba aja lihat kalo lagi di angkot, atau kalo lagi jalan kaki, atau ketika kita jadi pengemudi kendaraan tersebut. Kalo ada orang yang nyeberang jalan, pasti pengemudi kendaraan nambah kecepatan sebelum orang yang mau nyeberang berdiri di depan jalurnya. Makanya si pejalan kaki harus berdiri sedikit di jalur mobil, sambil minta jalan, kalo mau nyeberang jalan (baca : harus berani)

Walaupun pastinya kondisi di atas gak semua (tapi bisa dibilang ini adalah budaya Indonesia pada umumnya)

Sangat berbeda kondisinya di negara barat yang banyak dibilang orang lebih individualis atau memikirkan dirinya sendiri, Canada. Kebetulan waktu saya tinggal di sana saya jadi pejalan kaki, maklum gak punya kendaraan pribadi. Jadi pejalan kaki di negara itu sangat nyaman dan sangat dihargai oleh pengemudi kendaraan. Bayangin aja, kalau kita mau nyeberang jalan mereka tanpa diminta akan berhenti untuk memberi kesempatan pejalan kaki ini untuk menyeberang jalan.

Bahkan waktu itu saya pernah sedang jalan di trotoar, dan saya hendak menyeberang jalan. Sekitar 2 m sebelum saya sampai di perempatan, mobil yang mau lewat sengaja berhenti untuk ngasih kesempatan saya buat nyeberang. Wah baik banget saya pikir, padahal itu masih jauh, sekitar 3-4 langkah lagi menuju perempatan. Karena saya gak terbiasa (baca: bisi diklakson) akhirnya malah saya yang sedikit berlari menuju perempatan biar pengemudi itu gak nunggu lama waktu saya nyeberang.

Terus, saya pernah lihat situasi menarik. Waktu itu mobil hostmom saya mau keluar dari parkiran. Di depan itu ada pejalan kaki mau lewat lalu hostmom saya (pengemudi mobil) dan pejalan kaki itu malah berlomba2 ngasih jalan duluan dengan bahasa isyarat. kira - kira begini :

Pengemudi : You go ahead..
Pejalan : No, You go ahead.
Pengemudi : No, you..
Pejalan : ok! (baru dia lewat, setelah dia lewat mobil kita keluar parkiran)

Wow, di negara yang banyak disebut sebagai negara liberalis dengan warga yang individualis, tapi prinsip saling menghargai tetap dijunjung tinggi..

Sebagai warga dari negara yang dikenal dengan kerja sama, gotong royong, dan saling menghargai sesama warga saya merasa malu juga dalam hati, apakah saya sudah seperti itu dalam menghargai pejalan kaki kalau sedang naik motor.. hmmm..

Mulai dari sana, kalau naik motor saya mulai mencoba memberi jalan ketika ada yang hendak menyeberang jalan. berhenti tanpa diminta, walau ekspresi penyeberangnya jadi "apasih? sana duluan, klo lu udah lewat gw baru nyeberang nih.!!" haha...

Nah sekarang saya mikirnya gini, nih gw udah punya kendaraan dan mereka yang jalan kaki mungkin gak punya kendaraan, kondisi kita lebih nyaman, jadi ya gak ada salahnya lah gw mengalah ke pejalan yang kondisinya lebih gak enak dari gw..

Lagian di Undang-Undang No 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dengan jelas menekankan prioritas bagi pejalan kaki:

Pasal 131
(1) Pejalan Kaki berhak atas ketersediaan fasilitas pendukung yang berupa trotoar, tempat penyeberangan, dan fasilitas lain.

(2) Pejalan kaki berhak mendapatkan prioritas pada saat menyeberang Jalan di tempat penyeberangan.

(3) Dalam hal belum tersedia fasilitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pejalan kaki berhak menyeberang di tempat yang dipilih dengan memperhatikan keselamatan dirinya.

Jadi, ayo kita sebagai pengendara kendaraan lebih menghargai sesama pengguna lalu lintas terutama pejalan kaki, biar kehidupan berlalu lintas kita lebih nyaman minimal untuk kita dan si pejalan kaki itu.